Kemiskinan adalah suatu keadaan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, kesehatan, dan
lain sebagainya. Kemiskinan gambaran dari kondisi sulit seperti kekurangan
materi, yang biasanya mencakup kebutuhan sehari-hari, sandang, papan,
kesehatan, kurangnya penghasilan dan kekayaan yang mencukupi.
Kemiskinan
juga bisa mencakup masalah ekonomi, agama, sosial, politik, dan paham-paham
lainnya. Kemiskinan tidak memandang usia. Kemiskinan terjadi dimana-mana, dikota,
didesa, dan di Negara dan di dunia.
Contoh
kemiskinan sangat banyak karna disetiap daerah pasti ada kemiskinan.
· Pengemis dan pengamen, mereka
meminta uang kepada org lain dengan menadahkan tangan dan bernyanyi di tempat
tempat umum
· penduduk yang tinggal dibantaran
kali, dekat pembuangan sampah, dikolong jembatan, dan dilingkungan biasa yang
kekurangan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Berikut
adalah potret kemiskinan :
Anak-anak
yang hidup dalam kemiskinan dan tidak memperoleh hak mereka yang sepatutnya
Pemukiman
kumuh yang tersebar dibanyak lokasi kemiskinan.
Keluarga
yang tinggal ditengah-tengah kemiskinan.
Pengemis
yang mengais rezeki. Tua renta, tak sepantasnya mereka duduk menadahkan tangan
ditengah jalan, sepatutnya mereka duduk di sofa ditemani anak cucu mereka
diujung usia.
GARIS KEMISKINAN (GK)
Garis
kemiskinan (GK) merupakan alat yang paling krusial dalam pengukuran kemiskinan.
Sebuah tanda yang
dinyatakan dalam nominal uang untuk memisahkan penduduk miskin dan nirmiskin
dalam populasi. Secara sederhana, penduduk atau rumah tangga dengan pengeluaran
atau pendapatan di bawah GK disebut miskin.
GK bergantung pada bagaimana kemiskinan itu dilihat:
apakah secara relatif ataukah absolut?
Dalam konteks kemiskinan relatif, GK akan berubah
dari waktu ke waktu bergantung pada perubahan kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan. Ini karena, dalam konteks relatif, kemiskinan dilihat dari
perspektif seberapa sejahtera seseorang terhadap orang lain dalam masyarakat.
Dengan demikian, kemiskinan dan si miskin akan selalu eksis dalam masyarakat (“the poor always with us”).
Jika data lengkap mengenai pengeluaran (pendapatan)
setiap individu atau rumah tangga tersedia, penentuan GK dalam konteks
kemiskinan relatif sangat mudah dilakukan. Caranya adalah dengan mengurutkan
individu atau rumah tangga berdasarkan nilai pengeluaran (pendapatan)-nya
kemudian menentukan GK secara relatif.
Sebagai contoh, GK misalnya ditetapkan sama dengan 50 persen atau setengah dari rata-rata pengeluaran (pendapatan) seluruh penduduk atau rumah tangga. Dengan demikian, penduduk atau rumah tangga dengan pengeluaran (pendapatan) yang lebih kecil dari setengah rata-rata pengeluaran (pendapatan) seluruh penduduk atau rumah tangga disebut miskin.
Sebagai contoh, GK misalnya ditetapkan sama dengan 50 persen atau setengah dari rata-rata pengeluaran (pendapatan) seluruh penduduk atau rumah tangga. Dengan demikian, penduduk atau rumah tangga dengan pengeluaran (pendapatan) yang lebih kecil dari setengah rata-rata pengeluaran (pendapatan) seluruh penduduk atau rumah tangga disebut miskin.
Dalam konteks kemiskinan absolut GK selalu tetap (fixed) dari waktu ke waktu. Makna
kata tetap di sini bukan pada nilai nominalnya tetapi pada standar yang
digunakan untuk menghitung GK. Dalam prakteknya, GK secara nominal akan berubah
meskipun tidak signifikan setelah mengalami penyesuain terhadap
perkembangan harga-harga (inflasi).
Dalam konteks kemiskinan absolut, penghitungan GK
didasarkan pada konsep bahwa si miskin adalah mereka yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan makanan dan non-makanan agar dapat mencapai derajat hidup layak (well-being).
Dalam kasus ini, GK ditentukan dengan menghitung biaya
yang dibutuhkan individu atau rumah tangga untuk mendapatkan paket komoditi (bundle commodities) yang merupakan
kebutuhan dasar untuk hidup layak. Dengan kata lain, jika diasumsikan bahwa
indikator hidup layak yang digunakan adalah nilai konsumsi, si miskin adalah
mereka yang nilai konsumsinya lebih kecil dari GK yang merupakan standar
minimum hidup layak.
Secara teknis, GK ditentukan dengan menanyakan
kepada masayarakat (survei) seberapa besar level pendapatan minimum yang
dibutuhkan untuk memenuhi semua kebutuhan dasar mereka.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN
DI INDONESIA
1. Tingkat pendidikan
yang rendah
2. Produktivitas tenaga kerja rendah
3. tingkat upah yang rencah
4. distribusi pendapatan yang timpang
5. kesempatan kerja yang kurang
6. kualitas sumberdaya alam masih rendah
7. penggunaan teknologi masih kurang
8. etos kerja dan motivasi pekerja yang rendah
9. kultur/budaya (tradisi)
10. politik yang belum stabil
2. Produktivitas tenaga kerja rendah
3. tingkat upah yang rencah
4. distribusi pendapatan yang timpang
5. kesempatan kerja yang kurang
6. kualitas sumberdaya alam masih rendah
7. penggunaan teknologi masih kurang
8. etos kerja dan motivasi pekerja yang rendah
9. kultur/budaya (tradisi)
10. politik yang belum stabil
kesemua faktor
tersebut di atas saling mempengaruhi, dan sulit memasrikan penyebab kemiskinan
yang paling utama atau faktor mana yang berpengaruh langsung maupun tidak
langsung. Kesemua faktor tersebut merupakan VICIOIS CIRCLE (Lingkaran setan)
dalam masalah timbulnya kemiskinan
DAMPAK DAMPAK
KEMISKINAN DI INDONESIA
Dampak
kemiskinan begitu bervariasi karena kondisi dan penyebab yang berbeda
memunculkan akibat yang berbeda juga.
Pengangguran
merupakan
dampak dari kemiskinan, berhubung pendidikan dan keterampilan merupakan hal
yang sulit diraih masyarakat, maka masyarakat sulit untuk berkembang dan
mencari pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan. Dikarenakan sulit
untuk bekerja, maka tidak adanya pendapatan membuat pemenuhan kebutuhan sulit,
kekurangan nutrisi dan kesehatan, dan tak dapat memenuhi kebutuhan penting
lainnya. Misalnya saja harga beras yang semakin meningkat, orang yang
pengangguran sulit untuk membeli beras, maka mereka makan seadanya. Seorang
pengangguran yang tak dapat memberikan makan kepada anaknya akan menjadi dampak
yang buruk bagi masa depan sehingga akan mendapat kesulitan untuk waktu yang
lama.
Kriminalitas
merupakan
dampak lain dari kemiskinan. Kesulitan mencari nafkah mengakibatkan orang lupa
diri sehingga mencari jalan cepat tanpa memedulikan halal atau haramnya uang
sebagai alat tukar guna memenuhi kebutuhan. Misalnya saja perampokan,
penodongan, pencurian, penipuan, pembegalan, penjambretan dan masih banyak lagi
contoh kriminalitas yang bersumber dari kemiskinan. Mereka melakukan itu semua
karena kondisi yang sulit mencari penghasilan untuk keberlangsungan hidup dan
lupa akan nilai-nilai yang berhubungan dengan Tuhan. Di era global dan
materialisme seperti sekarang ini tak heran jika kriminalitas terjadi
dimanapun.
Putusnya sekolah dan kesempatan pendidikan
sudah
pasti merupakan dampak kemiskinan. Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat
miskin putus sekolah karena tak lagi mampu membiayai sekolah. Putus sekolah dan
hilangnya kesempatan pendidikan akan menjadi penghambat rakyat miskin dalam
menambah keterampilan, menjangkau cita-cita dan mimpi mereka. Ini menyebabkan
kemiskinan yang dalam karena hilangnya kesempatan untuk bersaing dengan global
dan hilangnya kesempatan mendapatkan pekerjaan yang layak.
Kesehatan sulit untuk didapatkan karena
kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari
akibat
kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya. Belum lagi biaya
pengobatan yang mahal di klinik atau rumah sakit yang tidak dapat dijangkau
masyarakat miskin. Ini menyebabkan gizi buruk atau banyaknya penyakit yang
menyebar.
Buruknya generasi penerus
Dampak
yang berbahaya akibat kemiskinan. Jika anak-anak putus sekolah dan bekerja
karena terpaksa, maka akan ada gangguan pada anak-anak itu sendiri seperti
gangguan pada perkembangan mental, fisik dan cara berfikir mereka. Contohnya
adalah anak-anak jalanan yang tak mempunyai tempat tinggal, tidur dijalan,
tidak sekolah, mengamen untuk mencari makan dan lain sebagainya. Dampak
kemiskinan pada generasi penerus merupakan dampak yang panjang dan buruk karena
anak-anak seharusnya mendapatkan hak mereka untuk bahagia, mendapat pendidikan,
mendapat nutrisi baik dan lain sebagainya. Ini dapat menyebabkan mereka
terjebak dalam kesulitan hingga dewasa dan berdampak pada generasi penerusnya.
CARA MENGATASINYA ?
Ini adalah pendapat saya bagaiman
bisa mengurangi atau mengatasi kemiskinan di indonesia, ini bukan hanya
pekerjaan pemerintah tapi kita sebgai penerus bangsa yang berkesempatan untuk
membantu menjadikan negri kita ini lebih baik mulai dari mengurangi tingkat
kemiskinan
Kemiskinan tidak
bisa hilang begitu saja tanpa ada usaha dari orang miskin itu sendiri, dan
bantuan dari sesama serta Pemerintah, oleh karena itu hal- hal yang harus
dilakukan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan adalah :
1. Menciptakan lapangan kerja yang mampu menerima tenaga kerja sehingga pengangguran penyebab kemiskinan bisa berkurang
2. Mendirikan BLK (Balai Latihan Kerja ) bagi orang kurang mampu sehingga memiliki kemampuan yang cukup untuk maju di dunia usaha.
3. Memberi Subsidi bagi orang kurang mampu seperti bantuan langsung tunai, dan pengobatan gratis bagi orang tidak mampu.
4. Menarik minat pengangguran dengan menaikkan upah minimum sehingga mereka bersemangat untuk bekerja.
5. Menghapus Korupsi, karena korupsi penyebab layanan masyarakat tidak berjalan dengan semestinya.
1. Menciptakan lapangan kerja yang mampu menerima tenaga kerja sehingga pengangguran penyebab kemiskinan bisa berkurang
2. Mendirikan BLK (Balai Latihan Kerja ) bagi orang kurang mampu sehingga memiliki kemampuan yang cukup untuk maju di dunia usaha.
3. Memberi Subsidi bagi orang kurang mampu seperti bantuan langsung tunai, dan pengobatan gratis bagi orang tidak mampu.
4. Menarik minat pengangguran dengan menaikkan upah minimum sehingga mereka bersemangat untuk bekerja.
5. Menghapus Korupsi, karena korupsi penyebab layanan masyarakat tidak berjalan dengan semestinya.
6. Menjaga stabilitas harga bahan
kebutuhan pokok.
7. Meningkatkan akses masyarakat
miskin kepada pelayanan dasar. program ini bertujuan untuk meningkatkan akses
penduduk miskin memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar.
8. Membangun dan menyempurnakan
sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin. bertujuan melindungi
penduduk miskin dari kemungkinan ketidakmampuan menghadapi guncangan sosial dan
ekonomi.
Daftar pustaka :
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/02/10/jumlah-si-miskin-3a-garis-kemiskinan-bagaimana-menghitungnya-527270.html
https://saefakipratiwi.wordpress.com/2012/03/08/dampak-kemiskinan/
https://saefakipratiwi.wordpress.com/2012/03/08/dampak-kemiskinan/




Tidak ada komentar:
Posting Komentar